Pages

Kamis, 27 Januari 2011

SMA 1 Samarinda Wakili Indonesia di Rusia

Ada yang tahu asal hantu? Bisakah keberadaan hantu dijelentrehkan dalam teori-teori ilmiah? Dalam penelitian Arief Ridho Kusuma, yang berjudul All Forms of Dimension Explained by Physics, dia menyinggung tentang “asal-usul” hantu. Penelitian tentang hantunya itu jugalah yang mengantarkan remaja tanggung ini bersaing di level internasional.

SUDAH nonton Megamind? Film animasi dengan format 3 dimensi yang salah satu pengisi suaranya adalah Brad Pitt -- sebagai Metro Man, seorang pahlawan pembela kebenaran. Film yang berkisah tentang penjahat ulung Megamind di Kota Metro ini menjadi inspirasi Arief untuk membuat penelitian di bidang fisika.

Film yang dibesut sutradara Tom McGrath ini juga yang menyumbang ide sampai akhirnya mengantarkan bungsu dua bersaudara ini menyambangi negerinya Dmitry Medvedev, Rusia.

Siswa Kelas XI, Jurusan IPA, SMA 1 Samarinda ini akan menjadi satu-satunya wakil Kaltim dalam Tim Indonesia di ajang International Conference of Young Scientist (ICYS) pada 24 hingga 29 April mendatang di Moskow.

Nah, pastinya perlu proses panjang untuk bisa menjadi wakil Indonesia di tingkat internasional. Pecinta musik klasik inipun berkisah tentang itu saat bertemu media ini di lantai III Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (25/1), siang.

Saat itu, Arief yang didampingi K Suhariyatno, waka Kurikulum dan Pendidikan Karakter SMA 1, baru usai bertemu Gubernur Awang Faroek.

Arief menyebutkan, sebelum terpilih dalam tim Indonesia, dia harus bersaing di tingkat regional dan nasional. Seleksi di Indonesia digelar oleh Surya Institute. Pengujinya pun dari lembaga itu.

Di tingkat regional pada Desember 2010, dia bersaing dengan 16 tim -- 1 tim dua orang. Pada ajang yang digelar di Bontang itu, Kota Taman mengirimkan 16 tim, Samarinda mendelegasikan 3 tim. Rekan satu tim anak pasangan Muhammad Hardi Kusuma-Zulia Sri Irianti ini adalah Melda Mahardika. Mereka sama-sama siswa SMA di Jalan Bahayangkara, Samarinda.

Arief-Melda membawakan hasil penelitian yang mengambil tema All Forms of Dimension Explained by Physics tersebut. Dia harus paparan dalam bahasa Inggris tentang makalah itu kepada tiga penguji.

Di level regional, hanya satu orang yang dipilih sebagai wakil di level nasional. Nama Arief-lah yang disebut para penguji. Selain berhak menjadi wakil di level nasional, saat itu dia juga mendapat hadiah tabungan.

Seleksi tingkat nasional juga digelar Desember. Saat itu di Bandung. Ada 30 tim dari semua provinsi. Kembali penelitiannya diuji. Akhirnya, empat penguji pun memilih 13 nama yang akan pergi ke Rusia. Arief masuk salah satunya. Ke-13 anggota tim itu mewakili jenjang SMP dan SMA. Mereka punya bidang penelitian tertentu. Ada fisika, matematika, komputer, dan ekologi.

Ketika bincang saat itu, pria yang punya cita-cita menjadi dokter ini memberi penjelasan singkat tentang penelitiannya. Menurutnya, yang diteliti saat itu adalah tentang dimensi. Inspirasinya, tentu dari film Megamind tadi.

Usai menyaksikan film itu, muncul pertanyaan di kepala warga Jalan Pasundan ini. Mengapa film 3 dimensi, gambarnya serasa timbul? Dia mulai browsing di internet. Mencari-cari tentang dimensi. Dunia maya ternyata memberikannya banyak jawaban tentang dimensi. Tak hanya soal film berformat 3 dimensi, tapi tentang hal lain yang lebih luas.

Dia menjelaskan dimensi-dimensi itu dengan teori fisika. Ada dimensi nol, dimensi satu, dimensi dua, dimensi tiga, dan dimensi empat. Dia menyebutkan dimensi nol adalah titik, dimensi satu adalah garis, dimensi dua adalah bidang, dimensi tiga adalah ruang, dan dimensi empat adalah waktu.

Nah, menurutnya, keberadaan manusia masuk dalam kategori dimesi tiga. Mengenai hantu, jin, demit, setan, dan sejenisnya itu, menurutnya, dimensinya ada di beberapa level atas dimensi manusia.

“Jadi dimensi yang lebih tinggi itu bisa melihat dimensi di bawahnya, sedangkan yang di bawahnya tidak bisa. Makanya, mungkin karena itu kita tidak bisa lihat hantu. Dimensi hantu lebih tinggi, tapi saya tak bisa pastikan ada di posisi mana, “ katanya, lantas tertawa.

Terkait dengan dimensi itu, dan berdasarkan teori-teori fisika, pria kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 19 Mei 1994 ini pun mencoba untuk menjelaskan keberadaan dan asal hantu.

“Tapi memang sulit, tidak bisa (mengetahui keberadaan dan asal hantu), dalam penelitian saya itu soal hantu hanya saya singgung sedikit,” katanya.

Selain soal dimensi dan embel-embel hantu itu, penelitian Arief juga menjabarkan tentang perbedaan dan keunggulan, teori fisika lama dan teori baru. Misalnya, membandingkan teori fisikanya Albert Einstein tentang relativitas umum dan relativitas khusus dengan teori fisika yang baru.

Alumni SMP 27 Samarinda ini menambahkan, dalam membuat penelitiannya itu, hal yang paling sulit adalah menentukan tema. Awalnya, dia ingin mengambil tema ekologi, tapi karena dapat masukan bahwa tema itu banyak yang meneliti, makanya dia beralih ke bidang fisika.

Sebenarnya, dia mengaku, di bidang ini dirinya tak moncer-moncer amat. Arief unggul dalam penguasaan bahasa Inggris. Inilah yang menjadi nilai tambah dirinya. Mengingat, penelitian ini akan diuji lagi di level internasional.

“Ada tiga mingguan saya mencari tema. Waktu itu saya dibimbing oleh guru fisika, Pak Didik Supardi,” jelasnya. Untungnya Arief sempat nonton Megamind.
s

Galery Produk Kami :