Penyakit jantung kini tercatat sebagai pembunuh nomor wahid di dunia. Ibarat monster penyakit berbahaya ini bisa datang tiba-tiba. Tapi sejumlah peneliti Amerika menemukan bukti adanya korelasi antara pendidikan tinggi dengan penyakit jantung.
Setidaknya itu penelitian yang dimuat di Jurnal BMC Public Health, yang merupakan hasil studi atas 3.890 orang dari berbagai latar belakang pendidikan, selama 30 tahun. Para peneliti dari Brown University, Amerika Serikat mengamati jenjang pendidikan dan kehidupan sehari-hari para relawan.
Awalnya, para peneliti menemukan hubungan antara pendidikan tinggi dan turunnya risiko penyakit jantung. Temuan tersebut kemudian terhubung dengan rendahnya tekanan darah pada seseorang yang mengeyam pendidikan hingga 17 tahun lebih.
Para peneliti menilai rendahnya pendidikan menyebabkan banyak orang tidak mendapat akses ke pekerjaan yang baik. Hal ini bisa memicu stres dan naiknya tekanan darah.
Profesor Eric Loucks dari Universitas Brown, yang memimpin studi ini, mengatakan wanita berpendidikan rendah membuatnya mudah depresi. “Mereka cenderung menjadi orang tua tunggal dan hidup miskin,” katanya dalam BBC Health pekan lalu.
Setidaknya itu penelitian yang dimuat di Jurnal BMC Public Health, yang merupakan hasil studi atas 3.890 orang dari berbagai latar belakang pendidikan, selama 30 tahun. Para peneliti dari Brown University, Amerika Serikat mengamati jenjang pendidikan dan kehidupan sehari-hari para relawan.
Awalnya, para peneliti menemukan hubungan antara pendidikan tinggi dan turunnya risiko penyakit jantung. Temuan tersebut kemudian terhubung dengan rendahnya tekanan darah pada seseorang yang mengeyam pendidikan hingga 17 tahun lebih.
Para peneliti menilai rendahnya pendidikan menyebabkan banyak orang tidak mendapat akses ke pekerjaan yang baik. Hal ini bisa memicu stres dan naiknya tekanan darah.
Profesor Eric Loucks dari Universitas Brown, yang memimpin studi ini, mengatakan wanita berpendidikan rendah membuatnya mudah depresi. “Mereka cenderung menjadi orang tua tunggal dan hidup miskin,” katanya dalam BBC Health pekan lalu.
diambil dari:http://tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2011/03/07/brk,20110307-318196,id.html