Pages

Selasa, 18 Januari 2011

Sentil kuping SBY dapat demo

Sentil kuping Presiden SBY, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin justru diteror 100 spanduk Gadis (Gerakan Anti Din Syamsuddin).

KHAWATIR justru memecah belah komponen bangsa, Gerakan Anti Din Syamsuddin (Gadis) hari ini, Senin (17/1/2011) menggelar aksi pemasangan spanduk di 100 titik di Jakarta.

Spanduk yang antara lain bertuliskan “Din Syamsuddin Segeralah Bertaubat Kembali Ke Jalan yang benar”, “Kami Sudah Muak Dengan Povokasi Din Syamsuddin” dan “Din Provokator Berkedok Tokoh Agama/Intelektual” antara lain terlihat di kawasan Blok M, Senayan, Pancoran, Gatot Subroto, Sudirman, Slipi, Thamrin, Monas, Kebun Sirih, Harmoni, Gunung Sahari, Senin, Salemba, Matraman, Rawamangun, Cawang, dan Cililitan.

Penolakan Gadis ini mencuat setelah Din Syamsuddin dianggap telah menyebarkan fitnah, buruk sangka, serta kerap berusaha kesalahan pemerintah yang sedang menjalankan mandat dari rakyat. Seperti diketahui, Din Syamsuddin yang kini menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah adalah salah satu tokoh agama yang juga ikut mendukung Gerakan Anti Kebohongan yang dicetuskan Tokoh Lintas Agama beberapa waktu lalu.

Sementara, Din Syamsuddin menegaskan para tokoh lintas agama tidak mau dikooptasi dalam pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin malam nanti. Pertemuan itu akan digunakan tokoh lintas agama untuk menyampaikan secara langsung sikap dan pandangan tentang fakta-fakta kebohongan yang dilakukan pemerintah selama ini.

‘’Pertemuan dengan Presiden tidak untuk berkompromi, apalagi tentang ketidakbenaran, maka tokoh lintas agama tidak akan mau dikooptasi,” kata Din melalui siaran persnya hari ini, Senin 17 Januari 2011.

Dia juga meminta pertemuan nanti malam disiarkan langsung oleh televisi atau radio. Hal ini agar rakyat dapat mengetahui jalannya pertemuan tersebut dan untuk menjamin transparansi dan kebenaran.

Menurut Din, pertemuan para tokoh lintas agama dengan Presiden SBY di Wisma Negara malam nanti adalah dialog antara pemimpin formal dan informal di masyarakat. Pertemuan ini terkait isu kebohongan pemerintah yang mencuat dari pertemuan para tokoh lintas agama di gedung PP Muhammadiyah beberapa hari lalu.

“Apa yang dikemukakan tokoh lintas agama tentang kebohongan adalah berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan oleh Badan Pekerja,” kata Din. Kebohongan ini mengandung arti adanya kesenjangan antara ucapan dan perbuatan, yaitu apa yang diucapkan pemerintah termasuk Presiden, tidak menjelma menjadi kenyataan.
http://monitorindonesia.com/2011/01/...spanduk-gadis/

Galery Produk Kami :